Rabu, 15 Februari 2017

Cinta Kata Kerja

Cinta, kata Kerja. Menarik ya? Pada setuju ga nich. Atau....malah jadi pada mikir ya. Apa nich maksudnya. Selama ini orang kan pahamnya Cinta itu manis, bahagia, sayang-sayangan, dimengerti, romantis. Nah lho...kalau putus cinta gimana tuh rasanya. Pahit, sedih, benci, tidak dipahami boro-boro romantis ada juga dunia serasa berakhir. Tul....betul...betul? Sapa yang nggak ngerasa begitu? Woh ada ya, cakep. Berarti pasti sudah paham bahwa Cinta itu kata kerja. Bukan sekedar kata benda apalagi kata Sifat. Loh loh...kok jadi pelajaran bahasa Indonesia. Baiklah,, pagi ini merupakan ngeblog pertama setelah terakhir ngeblog 2012. Semoga ga acak kadul ya tulisannya. Ada alasan khusus lho bikin blog baru ini (sambil nunggu blog lama di buka kembali; baca: lupa password) untuk menunaikan tugas kuliah bunda Sayang milik Institut Ibu Profesional. Jika kemarin tantangannya adalah menuliskan secara konsisten selama 10 hari forum keluarga keberhasilan dan kegagalan komunikasi produktif. Maka kali ini tugasnya adalah mengalirkan rasa pengalaman mempraktekkan komunikasi produktif. Trus..terus...apa nich hubungannya ama Judul? Ada donk. Sejak ikut tantangan itu (meskipun bukan merupakan hari pertama forum Diamond Heart Family) saya eh kami, saya dan mas Era semakin yakin dan percaya bahwa Cinta adalah kata kerja. Yang mana masing- masing harus melakukan kerja agar Cintanya itu menjadi nyata. Misalnya nich, saya yang berkarakter Koleris sudah pasti akan gemes (dalam arti positif/ negatif) ama orang yang berkarakter phlegmatis. Lha kok Iya ama Allah diberi jodohnya itu. Pasti donk Allah punya rencana, ternyata dengan belajar memahami cinta kata kerja dan harus eh ga harus dink, sebaiknya dipraktekkan saat hari-hari tantangan. Membuat Siwi yang agak kurang sabar ini belajar. Yup belajar lebih mendengar, belajar bicara perlahan dan sambil menatap mata ga sambil jalan dan teriak2. Alhasil dengan diam saya (diam dan mendengarkan lho ya) mas Era yang bahasa kasihnya kata pendukung merasa terbantu dan justru bersemangat dengan rencana- rencana yang disusunnya sendiri, bukan sekedar mendengarkan dan melaksanakan rencana- rencana yang saya susun. Hmm...belongingnya ada ketika kita libatkan (inside out bukan outside in). Nah ini tulisan berikutnya ya.. Jadi buat bu Septi yang sudah merancang sedemikian rupa hingga seperti sekarang, terima kasih. Buat para fasilitator yang sudah senantiasa siap di konsultasiin 7hr/24jam big thanks yah...semoga semua jadi amalan yang baik. Buat misua, mas Era juga big...big...love and thanks, sudah mengajariku mencintai dengan caramu. Maaf jika masih belajar menjadi yang terbaik. Buat mas D my lovely partner terima kasih membantu maman untuk belajar dan bertumbuh. Love u. Akhir kata, ceilaah kayak surat aja ya. Ga rugi pakai banget ikut kelas bunda Sayang ini. Masih ada satu PR nich untuk mempraktekkan ilmu KomProd (komunikasi Produktif), bicara pada orang yang ngelitny aja udah males upst...takut esmosi tepatnya. Bismillah....Semoga dapat keberanian. #komunikasiproduktif #inskomunikasiproduktif #bundaSayang